Minggu, 27 Februari 2011

BANGUNAN BERSEJARAH DI KOTA BANDUNG

ISOLA UPI BANDUNG


 Foto ini diambil dengan menggunakan kamera canon eos 500D pada pukul 17.00. dengan menggunakan aperture f/5 , shutter speed yang digunakan 1/160 dan menggunakan iso 200.




Foto ini diambil dengan menggunakan kamera canon eos 500D pada pukul 17.00. dengan menggunakan aperture f/5 , shutter speed yang digunakan 1/80 dan menggunakan iso 200.




Foto ini diambil dengan menggunakan kamera canon eos 500D pada pukul 17.00. dengan menggunakan aperture f/5 , shutter speed yang digunakan 1/50 dan menggunakan iso 200. Dan sedikit menggunakan monocrome/black and white untuk menambah nilai artistic pada pengambilan foto ini.




Pada awal abad ke-20 kota ini pernah menjadi laboratorium arsitektur para arsitek di Hindia Belanda. Kontribusi mereka berupa karya arsitektur dengan langgam masing-masing turut membentuk citra Kota Bandung.

Salah satu karya arsitektur yang membentuk citra Kota Bandung adalah Villa Isola yang yang didesain CP Wolff Schoemaker. Bangunan yang didirikan tahun 1933 ini merupakan pembangkit memori sebagian besar masyarakat akan Kota Bandung. Setiap melihat gambar Villa Isola, ingatan masyarakat tertuju pada Kota Bandung. Peran suatu karya arsitektur dalam membangkitkan kenangan orang banyak akan suatu tempat merupakan salah satu aspek dalam penilaian makna kultural yang dimiliki bangunan tersebut. Aspek lain adalah sejarah, estetika, dan ilmu pengetahuan.

Suatu karya arsitektur yang baik tak hanya memiliki makna kultural yang mampu membangkitkan kenangan orang banyak terhadap suatu tempat, tetapi juga mampu meninggalkan kenangan dan kesan mendalam pada orang banyak terhadap karya itu sendiri. Bila hal ini terjadi, maka karya tersebut dapat dikategorikan sebagai karya arsitektur monumental.

Pada Villa Isola, pembangkit kenangan yang utama adalah bentuknya yang tidak lazim jika dibandingkan dengan bangunan lain dengan fungsi sama (rumah tinggal). Hal ini terlihat jelas saat melintasi Jalan Setiabudi yang menghubungkan Kota Bandung dengan Lembang. Lebih dekat dengan bangunan yang kini berfungsi sebagai kantor rektorat Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ini, akan terasa adanya pengolahan tapak (lahan) yang sesuai dengan bentuk bangunan. Kedua unsur tersebut, bangunan dan lahan, membentuk kesatuan. Hal-hal di ataslah yang menjadi alasan mengapa bangunan ini dapat dikategorikan sebagai karya arsitektur monumental. 

Villa Isola terletak di antara dua taman yang memiliki ketinggian berbeda. Taman di bagian selatan lebih rendah daripada taman di bagian utara. Taman di utara didesain dengan menghadirkan nuansa Eropa di dalamnya. Hal ini diperkuat dengan kolam berbentuk persegi dengan patung marmer di tengahnya. Pada taman ini terdapat jalur yang merupakan as yang membagi taman menjadi dua bagian simetris. Mendekati bagian utara bangunan, akan terlihat tangga berbentuk setengah lingkaran yang titik pusatnya berada pada bangunan.

Hal serupa juga diterapkan pada taman bagian selatan. Pengolahan bentuk anak tangga setengah lingkaran berpusat pada bangunan Villa Isola. Kedua taman yang memiliki perbedaan ketinggian dihubungkan dengan dua tangga melingkar pada sisi barat dan timur bangunan. Pengolahan taman dengan menggunakan bentuk melingkar yang berpusat pada bangunan yang juga memiliki bentuk melingkar, menjadikan bangunan menyatu dengan lahan di sekitarnya. (sumber : www.dieny-yusuf.com)


GEDUNG SATE

Foto ini diambil dengan menggunakan kamera canon eos 500D pada pukul 17.00. dengan menggunakan aperture f/8 , shutter speed yang digunakan 1/50 dan menggunakan iso 200.





Foto ini diambil dengan menggunakan kamera canon eos 500D pada pukul 17.00. dengan menggunakan aperture f/8 , shutter speed yang digunakan 1/160 dan menggunakan iso 200. Dan sedikit menggunakan monocrome/black and white untuk menambah nilai artistic pada pengambilan foto ini.



Foto ini diambil dengan menggunakan kamera canon eos 500D pada pukul 17.00. dengan menggunakan aperture f/8 , shutter speed yang digunakan 1/50 dan menggunakan iso 200. 

Gedung Sate saat ini berfungsi sebagai Kantor Gubernur Kepala Daerah Propinsi Jawa Barat yang berlokasi di Jl. Diponegoro No.22 Bandung.Gedung Sate pada Zaman Kolonial Belanda dikenal dengan nama bangunan Gouvernements Bedrijven disingkat “GB” atau Pusat Instansi Pemerintahan. Awal bangunan dimulai dengan peletakan batu pertama pada tanggal 27 Juli 1920, oleh Nona Johanna Catherina Coops putri sulung Walikota Bandung B. Coops yang didampingi Nona Petronella Roeslofsen yang mewakili Gubernur Jenderal di Batavia. Pada awal tahun 1924 Gedung Hoofdbureau PTT rampung dikerjakan, disusul dengan selesai dibangunnya Induk Gedung Sate dan Perpustakaan Tehnik yang paling lengkap di Asia Tenggara, pada bulan September 1942. Gedung Sate dirancang oleh arsitek Belanda Ir. J. Gerber dari Jawatan Gedung-gedung Negara (landsgebouwendients), dibantu oleh sebuah tim yang terdiri dari: Kol. Genie (Purn.) V.L. Slor dari Genie Militair, Ir. E.H. De Roo dan Ir. G. Hendriks yang mewakili Burgerlijke Openbare Werken (B.O.W) atau DPU sekarang dan Gemeentelijk Bouwbedriff (Perusahaan bangunan Kotapraja) Bandung. Langgam arsitektur Gedung Sate terinspirasi gaya bangunan Italia di Zaman Renaissance. Dan sebagaimana umumnya bangunan resmi yang didirikan oleh BOW, selain mengungkapkan kesan anggun, indah, megah, dan monumental, penantaan bangunan pada umumnya berbentuk simetris.



MUSEUM GEOLOGI
Museum ini didirikan pada tanggal 16 Mei 1928. Museum ini direnovasi dengan dana bantuan dari JICA (Japan International Cooperation Agency). Museum Geologi letaknya di Jalan Diponegoro, tidak jauh dari Gedung Sate. Dari sini dapat diperoleh berbagai informasi yang berhubungan dengan masalah kegeologian. Di antara benda-benda yang menjadi koleksinya adalah fosil tengkorak manusia pertama di dunia , fosil-fosil kerangka binatang pra-sejarah, batu bintang seberat 156 kg yang jatuh pada 30 Maret 1884 di Jatipelangon, Madiun. Sebagai sebuah monumen bersejarah, museum ini dianggap sebagai peninggalan nasional dan berada di bawah perlindungan pemerintah. Museum ini menyimpan dan mengelola materi geologi yang berlimpah, seperti fosil, batuan, mineral, yang dikumpulkan selama kerja lapangan di Indonesia sejak 1850.



Foto ini diambil dengan menggunakan kamera canon eos 500D pada pukul 17.20. dengan menggunakan aperture f/8 , shutter speed yang digunakan 1/30 dan menggunakan iso 200. Dan sedikit menggunakan monocrome/black and white untuk menambah nilai artistic pada pengambilan foto ini.




Foto ini diambil dengan menggunakan kamera canon eos 500D pada pukul 17.20. dengan menggunakan aperture f/8 , shutter speed yang digunakan 1/30 dan menggunakan iso 200. 


Foto ini diambil dengan menggunakan kamera canon eos 500D pada pukul 17.20. dengan menggunakan aperture f/8 , shutter speed yang digunakan 1/320 dan menggunakan iso 200. saya sengaja mengambil gambar ini dengan shutter speed 1/320 karena saya ingin sedikit memperoleh efek langit dan sedikit siluet dari gedung ini serta sedikit menggunakan monocrome/black and white untuk menambah nilai artistic pada pengambilan foto ini.


RRI BANDUNG

Foto ini diambil dengan menggunakan kamera canon eos 500D pada pukul 17.30. dengan menggunakan aperture f/8 , shutter speed yang digunakan 1/20 dan menggunakan iso 200.


Foto ini diambil dengan menggunakan kamera canon eos 500D pada pukul 17.30. dengan menggunakan aperture f/8 , shutter speed yang digunakan 1/200 dan menggunakan iso 200. saya sengaja mengambil gambar ini dengan shutter speed 1/200 karena saya ingin sedikit memperoleh efek langit dan sedikit siluet dari gedung RRI ini.





KANWIL DITJEN PEMBENDAHARAAN


Foto ini diambil dengan menggunakan kamera canon eos 500D pada pukul 17.40. dengan menggunakan aperture f/8 , shutter speed yang digunakan 1/30 dan menggunakan iso 200.

Kantor Wilayah XII Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Bandung beralamat di Gedung Dwiwarna Jalan Diponegoro nomor 59 Bandung. Gedung ini dibangun pada tahun 1940 oleh Belanda sebagai kantor administrasi pensiun. Pada masa pendudukan Jepang tahun 1942-1945 dijadikan sebagai markas Kempeitai, polisi militer Jepang yang terkenal karena kekejamannya. Pada tahun 1955, gedung ini digunakan sebagai kantor Sekretariat Konferensi Asia Afrika (KAA) dan tempat rapat-rapat komisi. Setelah berakhirnya KAA bangunan ini dikembalikankan fungsinya sebagai Kantor Pusat Pensiunan dan Pegawai, lalu menjadi Kantor Pusat Administrasi Belanja Pegawai dan berubah menjadi kantor Subdirektorat Pengumpulan Data seluruh Indonesia di bawah organisasi Direktorat Jenderal Anggaran Departemen Keuangan.
Gedung ini memperoleh nama Gedung Dwiwarna yang dikaitkan dengan bendera kebangsaan Indonesia menjelang KAA dari mendiang Presiden Soekarno. Pada tanggal 12 Maret 2008 terjadi peristiwa hujan badai yang sangat hebat. Atap gedung bersejarah ini yang terbuat dari rangka besi dan atap sirap jebol dan ambruk bertebaran diterjang angin meninggalkan lobang seluas 25x15 meter dan merusakkan beberapa peralatan. Untung, kejadian itu tidak mencederai pegawai yang tengah bekerja.



Foto ini diambil dengan menggunakan kamera canon eos 500D pada pukul 17.40. dengan menggunakan aperture f/8 , shutter speed yang digunakan 1/20 dan menggunakan iso 200. 


Foto ini diambil dengan menggunakan kamera canon eos 500D pada pukul 17.40. dengan menggunakan aperture f/8 , shutter speed yang digunakan 1/500 dan menggunakan iso 200. saya sengaja mengambil gambar ini dengan shutter speed 1/200 karena saya ingin sedikit memperoleh efek langit dan sedikit siluet dari gedung ini.




HOTEL SAVOY HOMANN

Foto ini diambil dengan menggunakan kamera canon eos 500D pada pukul 18.10. dengan menggunakan aperture f/5 , shutter speed yang digunakan 1/4 dan menggunakan iso 200.


Hotel Savoy Homann merupakan Hotel pertama di kota Bandung yang awalnya dimiliki dan dijalankan oleh keluarga Homann dari Jerman. Bermula dari bangunan bambu kemudian direkontruksi ke gaya neogothik romantik yang sedang populer pada saat itu. Pada tahun 1939, A.F. Aalbers ditugaskan mendesain ulang ke gaya streamline art deco. Bintang film komedi terkenal Charlie Chaplin konon kabarnya pernah menginap di hotel ini, bahkan pada tahun 1955, hotel ini menjadi tempat menginap para pemimpin Asia dan Afrika kala konferensi Asia-Afrika diselenggarakan di kota Bandung.





Foto ini diambil dengan menggunakan kamera canon eos 500D pada pukul 18.30. dengan menggunakan aperture f/7,1 , shutter speed yang digunakan 0,6 dan menggunakan iso 800. saya sengaja mengambil gambar ini dengan shutter speed 0,6 karena saya ingin sedikit memperoleh efek SLOW SPEED jalan untuk memperoleh gambar gedung ini.


Foto ini diambil dengan menggunakan kamera canon eos 500D pada pukul 18.10. dengan menggunakan aperture f/4 , shutter speed yang digunakan 1/15 dan menggunakan iso 1600. 





GEDUNG MERDEKA
Gedung Merdeka di jalan Asia-Afrika, BandungIndonesia, adalah bersejarah gedung yang pernah digunakan sebagai tempat Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrikatahun 1955. Kini gedung ini digunakan sebagai museum yang memamerkan berbagai benda koleksi dan foto Konferensi Asia-Afrika yang merupakan cikal bakalGerakan Non-Blok pertama yang pernah digelar disini tahun 1955.
Bangunan ini pertama kali dibangun pada tahun 1895 dan dinamakan Sociëteit Concordia, dan pada tahun 1926 bangunan ini direnovasi seluruhnya oleh Wolff Schoemacher, Aalbers dan Van Gallen.[2] Gedung Sociëteit Concordia dipergunakan sebagai tempat rekreasi dan sosialisasi oleh sekelompok masyarakat Belanda yang berdomisili di kota Bandung dan sekitarnya. Mereka adalah para pegawai perkebunan, perwira, pembesar, pengusaha, dan kalangan lain yang cukup kaya. Pada hari libur, terutama malam hari, gedung ini dipenuhi oleh mereka untuk berdansa, menonton pertunjukan kesenian, atau makan malam.
Pada masa pendudukan Jepang gedung ini dinamakan Dai Toa Kaman dengan fungsinya sebagai pusat kebudayaan.
Pada masa proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 gedung ini digunakan sebagai markas pemuda Indonesia guna menghadapi tentara Jepang yang pada waktu itu enggan menyerahkan kekuasaannya kepada Indonesia.
Setelah pemerintahan Indonesia mulai terbentuk (1946 - 1950) yang ditandai oleh adanya pemerintahan Haminte Bandung, Negara Pasundan, dan Recomba Jawa Barat, Gedung Concordia dipergunakan lagi sebagai gedung pertemuan umum. disini biasa diselenggarakan pertunjukan kesenian, pesta, restoran, dan pertemuan umum lainnya.
Dengan keputusan pemerintah Republik Indonesia (1954) yang menetapkan Kota Bandung sebagai tempat Konferensi Asia Afrika, maka Gedung Concordia terpilih sebagai tempat konferensi tersebut. Pada saat itu Gedung Concordia adalah gedung tempat pertemuan yang paling besar dan paling megah di Kota Bandung . Dan lokasi nya pun sangat strategis di tengah-tengah Kota Bandung serta dan dekat dengan hotel terbaik di kota ini, yaitu Hotel Savoy Homann dan Hotel Preanger
Dan mulai awal tahun 1955 Gedung ini dipugar dan disesuaikan kebutuhannya sebagai tempat konferensi bertaraf International, dan pembangunannya ditangani oleh Jawatan Pekerjaan Umum Propinsi Jawa Barat yang dimpimpin oleh Ir. R. Srigati Santoso, dan pelaksana pemugarannya adalah : 1) Biro Ksatria, di bawah pimpinan R. Machdar Prawiradilaga 2) PT. Alico, di bawah pimpinan M.J. Ali 3) PT. AIA, di bawah pimpinan R.M. Madyono




Foto ini diambil dengan menggunakan kamera canon eos 500D pada pukul 19.10. dengan menggunakan aperture f/9,1 , shutter speed yang digunakan 1/2 dan menggunakan iso 800. saya sengaja mengambil gambar ini dengan shutter speed 1 second karena saya ingin sedikit memperoleh efek SLOW SPEED jalan untuk menambah nilai lampau dari gedung ini.



Foto ini diambil dengan menggunakan kamera canon eos 500D pada pukul 19.10. dengan menggunakan aperture f/4,5 , shutter speed yang digunakan 1/4 dan menggunakan iso 800. 


Foto ini diambil dengan menggunakan kamera canon eos 500D pada pukul 19.10. dengan menggunakan aperture f/5 , shutter speed yang digunakan 1s dan menggunakan iso 200. saya sengaja mengambil gambar ini dengan shutter speed 1 second karena saya ingin sedikit memperoleh efek SLOW SPEED jalan untuk menambah nilai lampau dari gedung ini.




STASIUN KERETA API



Foto ini diambil dengan menggunakan kamera canon eos 500D pada pukul 18.00. dengan menggunakan aperture f/4 , shutter speed yang digunakan 1/125 dan menggunakan iso 400. 


Stasiun Bandung atau Stasiun Hall (kode: BD), adalah stasiun utama kereta api di Kota Bandung. Stasiun berketinggian +709 m dpl menjadi batas antara Kelurahan Pasirkaliki danKebonjeruk. Stasiun Hall sebelumnya hanya memiliki satu buah stasiun, setelah ada renovasi olehpemerintah Kota Bandung maka Stasiun Hall sekarang terbagi menjadi dua bagian walaupun tetap bersatu.
Stasiun Hall sendiri selain terkenal sebagai stasiun kereta api di kota Bandung, ia juga terkenal sebagai terminal angkutan kota. Disebabkan oleh banyaknya angkot yang menuju Stasiun Hall maka secara otomatis ia menjadi terkenal di kota Bandung dengan predikat "terminal angkot" selain stasiun kereta api.
Stasiun Hall berlokasi di Jalan Kebon Kawung.
Stasiun Bandung merupakan salah satu bangunan cagar budaya yang ditetapkan oleh Walikota Bandung. stasiun Bandung pada tahun 1900 dan 1930 Kantor Daerah Operasi 2 Bandung yang berada di depan stasiun tidak kalah menarik arsitekturnya karena dibangun menjadi satu kesatuan dengan stasiun Bandung yang juga sudah ditetapkan sebagai salah satu bangunan cagar budaya.
Stasiun Bandung memiliki 6 jalur keberangkatan kereta api dan 4 jalur langsiran, sehingga seluruhnya berjumlah 10 jalur lintasan. Awalnya arus keluar masuk dari / ke stasiun Bandung melalui bangunan lama (arah utara) karena di depan stasiun Bandung merupakan terminal bus untuk tujuan kota-kota di sekitar Bandung atau biasa disebut Stasion Hall. Sekarang terminal tersebut telah berubah fungsi menjadi terminal angkutan kota.
Stasiun Bandung yang membujur dari timur ke barat saat ini memiliki 2 akses keluar / masuk penumpang yaitu arah utara dan selatan sejak tahun 1988 karena alasan semakin meningkatnya arus angkutan penumpang pada saat itu. Sekarang akses penumpang lebih banyak melalui pintu utara yang memiliki areal parkir kendaraan yang cukup luas, sedangkan akses ke pintu selatan tidak memiliki areal parkir yang memadai.
Pada bangunan lama yang ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya secara keseluruhan tidak banyak mengalami perubahan baik dari segi struktur atau penataan ruangan akibat dilakukannya renovasi terhadap stasiun, termasuk pada bagian-bagian atap peron yang masih menggunakan struktur dan bahan yang masih asli semenjak dibangun.






Foto ini diambil dengan menggunakan kamera canon eos 500D pada pukul 18.00. dengan menggunakan aperture f/4 , shutter speed yang digunakan 1/40 dan menggunakan iso 1600. 




Foto ini diambil dengan menggunakan kamera canon eos 500D pada pukul 18.00. dengan menggunakan aperture f/4 , shutter speed yang digunakan 1/40 dan menggunakan iso 800. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar